Cagar Alam Tangkoko, menelusuri jejak satwa langka Sulawesi

One day adventure Tangkoko

Setiap kali memasuki kawasan hutan lindung Tangkoko, saya merasa seolah-olah ada di belahan dunia lain. Ada perasaan terasing namun penasaran. Mata saya seolah-olah tidak ada puasnya melahap pemandangan sekitar yang tanpa sadar mulut sedikit – sedikit terbuka mengeluarkan suara wow karena takjub melihat banyak hal yang luar biasa di Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko ini. 

Berbagai jenis pohon tumbuh subur dan menjulang tinggi kokoh ke atas, seakan menjadi tiang-tiang raksasa yang menopang langit. Akar pohon merambat meliuk-liuk dipermukaan tanah dengan berbagai bentuk yang aneh, unik dan indah membuat kita seakan terbawa melintas waktu ke jaman dinosaurus.

Macaca nigra di Taman wisata alam tangkoko batuputih
Cagar alam Tangkoko Batuputih Bitung

Suara gesekan ranting dan daun tertiup angin serta bayangan pohon yang menghalangi sinar matahari membuat suasana tenang, sejuk namun agak terasa fantastis,..maksud saya agak merinding. Napas sudah mulai sedikit ngos-ngosan menempuh jalur trekking yang kadang datar, menanjak dan juga ada yang agak curam tapi tetap semangat menjelajahi hutan wisata tropis sulawesi nan exotic ini.
 
Hutan tangkoko
Pohon - pohon raksasa di Tangkoko

Lambat laun telinga saya mulai terbiasa mendengar suara-suara lain yang bersahut-sahutan mulai dari serangga, burung dan para penghuni hutan lainnya seolah mengumumkan kedatangan kami ditempat mereka. Kemudian dengan panduan local ranger setempat, mata sayapun mulai memperhatikan berbagai flora dan fauna yang menjadi tujuan utama saya berkunjung di taman nasional Tangkoko ini.

Menjelajahi hutan lindung tropis ini memang benar-benar suatu petualangan yang memberikan pengalaman yang tidak terlupakan bagi setiap pengunjungnya. Hutan lebat ini adalah surga bagi para burung dan hewan untuk tinggal tanpa gangguan dari pemburu liar.

Perjalanan saya menjelajahi Cagar Alam Tangkoko ini untuk menelusuri jejak satwa langka Sulawesi tidak pernah sia-sia. Begitu banyak hal menarik yang bisa dipelajari dalam setiap penjelajahan di hutan ini dan juga memberikan pengalaman yang tidak terlupakan setiap kali bertemu langsung dengan satwa langka Sulawesi. 

Memang ada sensasi tersendiri ketika kita melihat langsung berbagai jenis burung dan satwa endemic ini dibandingkan hanya melihat di TV, HP atau majalah. Tidak heran taman nasional hutan lindung Tangkoko ini menjadi salah satu tempat yang selalu direkomendasikan bagi para wisatawan domestik dan mancanegara.    

Tour Tangkoko
Wisatawan mancanegara di hutan Tangkoko

One day trip explore TWA Tangkoko Bitung
Yuk, lihat Tangkoko Tour Bitung -Manado  di Traveloka Xperience. Dengan pemesanan mudah, beragam fitur, dan harga lebih hemat, Anda dijamin puas dengan keseruan tanpa batas! 

Hutan lindung Tangkoko, rekomendasi tempat mengenal satwa endemic Sulawesi

Selain sebagai tujuan wisata, kawasan hutan lindung ini sebenarnya baik sekali untuk kegiatan belajar dan penelitian mulai dari anak-anak sekolah, mahasiswa, akademisi, hingga peneliti. Tangkoko adalah rumah bagi berbagai jenis spesies burung, hewan endemik sulawesi dan beragam jenis pohon dan tanaman sehingga sangat direkomendassikan sebagai tempat belajar dan penelitian.

Kawasan konservasi ini sangat asri dan terjaga dengan baik. Akses ketempat ini juga mudah dan yang terpenting adalah keamanan karena setiap pengunjung yang datang diwajibkan untuk melapor di pos jaga. Setelah registrasi dan membayar biaya masuk, pengunjung akan ditemani oleh local ranger yang juga adalah penduduk local setempat. 

Turis melihat tarsius di tangkoko
turis di hutan Tangkoko

Wisata alam Tangkoko, sumber ekonomi berbasis masyarakat lokal

Kawasan konservasi hutan Tangkoko ini dikelola oleh Departemen Kehutanan, khususnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara yang bersama-sama dengan masyarakat terus menjaga kelestarian hutan wisata ini dari penebangan liar, perburuan hewan ataupun pembakaran hutan untuk membuka lahan baru. 

Dalam beberapa kesempatan sayapun sempat menjalin kerjasama dengan BKSDA Sulut dan Balai penelitian Kehutanan (BPK) untuk melakukan gerakan cinta lingkungan berupa penghijauan atau penanaman bibit pohon di TWA Batuangus dan Gunung Mahawu.

Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko Batuputih misalnya, telah menjadi objek hutan wisata popular di Sulawesi Utara yang menjadi salah satu sumber ekonomi bagi masyarakat setempat. 

Banyak penduduk lokal yang sudah lama menggantungkan kehidupan ekonomi mereka dengan menjadi pemandu wisata di hutan ini. Namun sekalipun sebagai warga lokal, mereka sudah cukup mahir dalam melaksanakan tugas guide mereka dengan professional, bahkan dengan kemampuan berbagai bahasa asing seperti bahasa Inggris misalnya.

Beberapa kali saya datang bersama tamu-tamu saya, yang wisatawan domestic maupun mancanegara untuk menjelajah hutan ini, mereka dapat memberikan informasi dengan baik mengenai berbagai jenis tanaman, pohon, serangga, burung dan satwa penghuni di hutan ini.

Profesi local guide membuat mereka terus belajar tentang berbagai hal di hutan ini. Jadi saya dan tamu-tamu sayapun dapat belajar langsung dari pengetahuan mereka. Profesi mereka cukup menarik menurut saya.

Sebagai rasa terima kasih atas informasi dan jasa pelayanan mereka, tidak ada salahnya kita juga memberikan tips untuk mereka setelah selesai tour ke hutan ini. Ketika berkunjung ke tempat ini, saya selalu memberikan tips kepada pemandu hutan yang menganatar kami.

Selama mengunjungi taman wisata alam ini, saya beruntung bisa melihat langsung beberapa jenis burung dan hewan seperti monyet hitam Sulawesi atau Yaki (Macaca nigra), tangkasi (spektrum tarsius), kus - kus, kelelawar, ular, burung hantu, burung enggang dan berbagai jenis burung lainnya.
 
Yaki di Tangkoko
Yaki (macaca nigra)

Untuk dapat melihat burung, kami harus benar – benar konsentrasi dan butuh ketenangan karena terlambat sedikit kita hanya melihat sekelebat bayangan mereka saat terbang. Rupanya burung-burung disini tau kalau ada yang mengawasi mereka.

Kawasan taman wisata alam Tangkoko ini juga sudah menciptakan berbagai lapangan usaha dengan adanya usaha akomodasi, rumah makan dan transportasi.

Jadi bila anda sudah pernah atau berencana ke hutan wisata Tangkoko ini, berarti anda sudah secara langsung membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal disini. 

Mau explore Tangkoko?
Yuk, lihat Tangkoko Tour Bitung di Traveloka Xperience. Dengan pemesanan mudah, beragam fitur, dan harga lebih hemat, Anda dijamin puas dengan keseruan tanpa batas! 

Check out Tangkoko Ranger Homestay on Traveloka! Check here!

How to get there?
Untuk menuju ke lokasi cagar wisata alam Tangkoko Batuputih ini tidak sulit karena akses jalannya sudah baik dan dapat dilalui oleh berbagai kendaraan walaupun harus tetap berhati-hati karena jalan masih termasuk kecil.

Bila berangkat dari kota Manado jaraknya sekitar 62km dan dapat ditempuh sekitar satu jam 30 menit tergantung situasi lalulintas di jalan. Sebelum kota Bitung, di wilayah Girian belok kiri untuk menuju tempat ini.

Untuk navigasi,anda bisa menggunakan google map atau teknologi GPS atau bisa juga dengan bertanya ke masyarakat setempat untuk mempermudah perjalanan anda ke cagar alam Tangkoko Batuputih.

What to bring
Bila mau ke hutan Tangkoko sebaiknya anda mempersiapkan beberapa keperluan untuk dibawa demi kenyamanan menjelajah di belantara ini seperti;
Jas hujan, sepatu atau sandal yang nyaman untuk trekking, topi, senter, air mineral, Lotion anti nyamuk, kamera dan baterei.

Bila butuh istirahat untuk makan, anda bisa bertanya kepada pemandu lokal untuk tempat yang disarankan dan aman untuk menikmati makanan.



Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko Bitung Sulut
Nama Tangkoko sebenarnya adalah nama sebuah gunung yang kemudian menjadi nama dari cagar alam wisata yang berlokasi di wilayah kota Bitung, Sulawesi Utara. Total luas area dari beberapa cagar alam yang ada di kota Bitung sekitar 8.745 hektar yang meliputi taman wisata alam Batuputih, taman wisata alam Batuangus dan taman wisata alam Duasudara.

Kawasan hutan Tangkoko ini terdiri dari daerah pantai, bukit dan pegunungan seperti Gunung Tangkoko (1109 meter), Gunung Duasudara (1109 meter) dan Gunung Batuangus (450 meter)

Dikutip dari laman Wikipedia, pada tahun 1861, seorang ilmuwan Britania raya dan sekaligus penjelajah legendaris Alfred Russel Wallace pernah berkunjung ke hutan ini dan mengumpulkan beberapa spesimen untuk objek penelitiannya.

Berbeda dengan sekarang, pada saat itu, sangat mudah untuk menemukan beberapa hewan-hewan endemic Sulawesi di hutan ini seperti anoa, kuskus, babirusa dan burung maleo. 

kuskus hewan endemic sulawesi
Kuskus
Sesuai juga dengan informasi dari pemandu wisata yang mengantar saya, jauh sebelum hutan ini dieksploitasi oleh manusia khususnya oleh masyarakat lokal, sepanjang pantai di sekitar hutan ini dulunya adalah tempat burung maleo bertelur, namun berkisar tahun 1915 sudah tidak lagi ada maleo yang bertelur disini.

Sayang ya, kalau seandainya masih ada tentu saya dan pengunjung lain tidak perlu jauh-jauh melihat satwa endemic Sulawesi ini ditengah pedalaman hutan, itupun belum dijamin ketemu.

Tangkoko beach
Pantai di Cagar alam Tangkoko

Hewan endemik lain yang populer dan menjadi selebritis di hutan Tangkoko ini adalah tarsius spektrum yang oleh penduduk lokal dikenal sebagai tangkasi. Golongan hewan primata terkecil dan lucu tapi masih berelasi dengan manusia dimana monyet mungil ini memiliki golongan darah yang sangat mirip dengan manusia. Tiba-tiba pikiran saya langsung ingat teori si Darwin, apa betul ya manusia berasal dari kera?


Kawasan Tangkoko pertama kali ditetapkan sebagai hutan lindung ketika Indonesia masih dibawah Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1919 berdasarkan GB 21/2/1919 stbl. 90, kemudian diperluas wilayahnya pada tahun 1978 dengan ditetapkannya cagar alam Dua sudara (4.299 hektare) berdasarkan Surat keputusan menteri Pertanian no. 700/kpts/um/11/78.  

Pada tanggal 24 Desember 1981, Keputusan Menteri Pertanian No. 1049 / Kpts / Um / 12/81 menetapkan kawasan ini sebagai cagar alam Gunung Tangkoko Batuangus. Surat tersebut juga menetapkan keputusan yang sama yaitu 615 hektar diantara Cagar Alam Tangkoko dan kelurahan Batuputih sebagai Taman wisata Batuputih dan kawasan seluas 635 hektare diantara Cagar alam Tangkoko dan desa Kasawari sebagai Taman Wisata Alam Batuangus.

Sebagai pelengkap informasi, berikut beberapa jenis satwa yang ada di cagar alam Tangkoko yang dilansir dari laman Wikipedia;

Jenis mamalia di Tangkoko
Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra), 
Tarsius(Tarsius spectrum), 
Kuskus (Ailurops ursinus), 
Kuskus kerdil (Strigocuscus celebensis), 
Anoa
Tupai (Tupaia sp), 
Musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii).

Spesies burung di Tangkoko
Pada tahun 1980 tercatat sekitar 140 spesies burung ada di hutan ini termasuk burung-burung seperti; Rangkong (Rhythitceras cassidix), 
Burung endemic maleo (Macrocephalon maleo), 
Pergam hijau (Ducula aenea), 
Srigunting jambul-rambut (Dicrurus hottentottus), 
Jalak tunggir-merah (Scissirostrum dubium), 
Raja-udang pipi-ungu (Cittura cyanotis), 
Udang merah sulawesi (Ceyx fallax), 
Celepuk sulawesi (Otus manadensis), 
Rangkok sulawesi (Penelopides exarhatus).

Reptil di Tangkoko
Jenis reptil dan ular yang ditemukan adalah 
Ular sanca kembang (Python reticulatus), 
Kobra (Naja naja), 
Ular anang (Ophiophagus hannah), 
Tropidolaemus wagleri, 
Soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), 
Biawak indicus (Varanus indicus), 
Cicak terbang sayap merah (Draco sp.), 
Penyu hijau (Chelonia mydas), 
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) 
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata).

Reptil tangkoko
Ular di Tangkoko
Sekilas tentang Taman Wisata Alam (TWA) Tangkoko Batuputih 

Mau explore Tangkoko?
Yuk, lihat Tangkoko Tour Bitung di Traveloka Xperience. Dengan pemesanan mudah, beragam fitur, dan harga lebih hemat, Anda dijamin puas dengan keseruan tanpa batas! 

Check out Tangkoko Ranger Homestay on Traveloka! Check here!

Kunjungi dan gabung di sini;


Cari daftar TRAVEL REVIEW disini!
 



Komentar

  1. Liat pohon besar gitu rada serem. secara tak kasat mata apa g banyak penghuninya ya. hehehe.

    BalasHapus

Posting Komentar

Top 10 articles

Transit di Changi, Free Singapore tour!

7 Top destinasi epic buat healing di Bedugul Bali

Daftar 6 objek wisata alam terpopuler di kota Tomohon

Harukas 300, gedung tertinggi di Jepang

About me

Transit di Changi Airport Singapore; Daftar tips untuk pejuang gratisan

Kayabuki no Sato: a hidden gem in Kyoto, Osaka!

IDE HEBAT!

Lumba-lumba di pantai Malalayang Manado

3 langkah meraih impian